
![]() |
Kisah Keikhlasan Anregurutta Kali Sidenreng: “MATEPA, Setelah Saya Wafat |
NARASIRAKYAT — Sebuah momen penuh hikmah datang dari kisah yang dituturkan oleh Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A, Penulis dan Ketua MUI Kecamatan Baranti Sidrap, sekaligus Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Sidrap. Ia membagikan kenangannya saat berdiskusi langsung dengan ulama kharismatik Anregurutta KH. Abd. Muin Yusuf atau yang akrab dikenal sebagai Kali Sidenreng.
Pada tahun 2003, ketika menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqaa (IKA PPUW), Wahidin menyampaikan niat mulianya untuk menulis biografi sang gurutta. Namun, Anregurutta menjawab singkat namun dalam maknanya: “MATEPA” (Nanti setelah saya meninggal).
5 FAKTA MENARIK:
-
Anregurutta KH. Abd. Muin Yusuf dikenal dengan sebutan Kali Sidenreng.
-
Menolak dibuatkan biografi selama masih hidup demi menjaga keikhlasan.
-
Dr. Wahidin Ar-Raffany adalah tokoh MUI yang pernah berdiskusi langsung dengannya.
-
Pesan yang ditinggalkan: berkarya bukan untuk pujian manusia, tapi untuk Allah.
-
Sikap Anregurutta menjadi cerminan keulamaan sejati yang jauh dari pencitraan.
"Mari berkarya bukan untuk tepuk tangan di bumi, tapi agar disebut-sebut di langit sebagai hamba yang ikhlas."