
![]() |
Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A, Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Sidrap sekaligus Pimpinan Baznas Sidrap |
NARASIRAKYAT, SIDRAP – Dalam hadis qudsi, Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa orang yang berpuasa akan merasakan dua kegembiraan, yaitu saat berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Allah SWT di akhirat. Hal ini menjadi renungan bagi umat Islam dalam memahami makna sosial dari ibadah puasa, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A, Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Sidrap sekaligus Pimpinan Baznas Sidrap, dalam refleksi Ramadan di Baranti, 2 Maret 2025.
Menurutnya, kegembiraan berbuka puasa di dunia mencerminkan kebahagiaan orang yang lepas dari kesulitan hidup. Seperti halnya seseorang yang lapar merasakan nikmat saat berbuka, demikian pula orang miskin merasa bahagia saat menerima bantuan dari mereka yang peduli.
"Di bulan penuh berkah ini, kita perlu mengintrospeksi diri. Sejauh mana kita peduli terhadap saudara-saudara kita yang hidup dalam keterbatasan?" ujarnya. Ia menegaskan bahwa Islam mengajarkan kepedulian sosial, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Ma’un, bahwa mereka yang enggan membantu orang miskin dan anak yatim termasuk dalam golongan yang mendustakan agama.
Dr. Wahidin mengajak masyarakat untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum meningkatkan solidaritas dan berbagi dengan sesama. Zakat, sedekah, dan kepedulian sosial harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari agar keberkahan Ramadan benar-benar dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.