
![]() |
Sidrap Rawan Gempa, Pencurian Peralatan BMKG Ancam Keselamatan Masyarakat |
NARASIRAKYAT, SIDRAP, 15 Februari 2025 – Kasus pencurian dan perusakan peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami kembali terjadi, kali ini di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Sidrap. Kejadian yang berlangsung pada 12 Februari 2025 ini menjadi insiden keempat di lokasi yang sama sejak tahun 2025.
Dalam aksi tersebut, pencuri mengambil 6 unit aki yang digunakan untuk menghidupkan sensor seismograf serta 2 unit panel surya yang merupakan sumber daya utama sistem tersebut. BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa guna mencegah kerugian lebih lanjut.
Sidrap terletak di jalur Sesar Walanae, yang menurut Pusat Gempa Nasional (Pusgen, 2017) berpotensi memicu gempa hingga magnitudo Mw7,1. Wilayah sekitar seperti Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Parepare memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi, dengan sejarah gempa besar seperti:
🔹 Gempa Mw6,0 (29 September 1997): 16 korban meninggal, 35 luka berat, dan lebih dari 250 rumah rusak.
🔹 Tsunami Teluk Mandar (11 April 1967): Gempa Mw6,3 memicu tsunami yang menewaskan 58 orang.
Dampak Pencurian terhadap Mitigasi Bencana
📍 Kecepatan dan akurasi peringatan gempa dan tsunami menurun
📍 Sulitnya mengganti peralatan karena teknologi canggih dan biaya tinggi
📍 Meningkatkan risiko keterlambatan informasi bagi masyarakat di wilayah rawan gempa
BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pencurian atau perusakan peralatan yang berfungsi melindungi keselamatan bersama. Pemerintah daerah juga diminta berperan dalam mengamankan peralatan BMKG, demi keselamatan warga Sulawesi Selatan.
"Kami berharap pengertian dan perhatian semua pihak untuk menjaga keberlangsungan sistem peringatan dini bencana di Indonesia," ujar Dr. Daryono, S.Si., M.Si., Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG.