![]() |
Foto Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A., Bersama Istri Di Islamic Centre Nunukan |
NARASIRAKYAT, Nunukan – Masjid Hidayatur Rahmah di Islamic Centre Nunukan bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga simbol kebanggaan umat Islam di Kalimantan Utara. Berada tepat di depan Kantor Bupati Nunukan, masjid ini menjadi landmark yang memperkokoh eksistensi Islam di daerah perbatasan utara Indonesia, berbatasan langsung dengan Malaysia.
Masjid Islamic Centre Hidayatur Rahmah diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie, dengan menggunakan dana APBD II hingga ratusan miliar rupiah. Dengan desain arsitektur yang menawan, masjid ini memiliki satu kubah induk yang besar dan empat menara pendamping yang menyatu dengan langit perbatasan. Bangunan yang megah ini diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat Nunukan, dan dapat mempererat hubungan antarumat beragama di wilayah perbatasan.
“Kami berharap masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemersatu umat yang menjaga kerukunan antaragama,” kata Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A., dalam catatan safari silaturrahimnya.

Sebagai bagian dari Safari Silaturrahim, Dr. Wahidin Ar-Raffany menyebutkan bahwa Islamic Centre Nunukan memberikan pengalaman beribadah yang mendalam dan penuh kesyahduan. Beribadah di masjid ini, dengan suara imam yang merdu dan bacaan Qur'an yang fasih, memberi ketenangan tersendiri. Suasana ibadah menjadi semakin indah dengan panorama perbukitan dan laut yang mengelilingi masjid, memberikan kedamaian yang hanya bisa ditemukan di tempat ini.
“Pengalaman beribadah di sini sangat berbeda, nuansa spiritual yang sangat terasa, dilengkapi dengan pemandangan alam yang luar biasa,” ujar Dr. Wahidin dalam catatannya.
Selain sebagai tempat ibadah, Islamic Centre Nunukan dapat menjadi destinasi wisata religi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah. Keindahan arsitektur masjid yang megah, serta panorama alam yang menakjubkan, menjadikan masjid ini sebagai tempat yang wajib dikunjungi. Pemerintah Kabupaten Nunukan diharapkan untuk mengoptimalkan keberadaan masjid ini dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dan pendidikan, agar dapat memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar.
“Kami juga berharap agar masjid ini menjadi tempat yang ramai dengan kegiatan spiritual, dengan program-program yang dapat memakmurkan umat,” saran Dr. Wahidin.
Melalui keberadaan Islamic Centre Nunukan, diharapkan daerah perbatasan ini dapat berkembang menjadi baldatun thayyibatun warabbun gafur, yaitu daerah yang sejahtera, penuh kedamaian, dan senantiasa dilindungi oleh Allah SWT. Masjid ini menjadi simbol harapan bagi masyarakat yang ingin memperkuat kehidupan beragama dan menjaga kerukunan di wilayah yang memiliki peran strategis di NKRI.
Islamic Centre Nunukan bukan hanya sebagai tempat ibadah yang indah, tetapi juga merupakan simbol kebangkitan spiritual di perbatasan utara NKRI. Dengan segala potensi dan harapan yang ada, masjid ini diharapkan dapat membawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi masyarakat sekitar.