
![]() |
Penulis : Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A., Pimpinan Pesantren Lapakolongi Sidrap. |
NARASIRAKYAT, Sidrap – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar petuah-petuah dari orang tua yang penuh makna. Salah satunya adalah pesan yang selalu diingat oleh Dr. Wahidin Ar-Raffany, M.A., Pimpinan Pesantren Lapakolongi Sidrap. Ia mengungkapkan bahwa salah satu pesan leluhur yang sering ia dengar saat kecil adalah:
"Aja nasisi lalo mupake majjama. Nasaba narekko sisi lalomi mupake, namo engka assele'na makkotomi tu."
Secara tekstual, pesan ini berarti: "Jangan bekerja dengan SISI LALO, karena jika Anda bekerja dengan sisi lalo, hasilnya hanya biasa-biasa." Pesan ini mengandung nasihat yang sangat mendalam mengenai pentingnya bekal dalam hidup, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan yang penuh ketidakpastian.
Menurut Dr. Wahidin, SISI LALO berasal dari dua kata: SISI yang merujuk pada binatang malam yang sangat kecil dan selalu mencari cahaya, serta LALO yang berarti berlalu begitu saja tanpa tujuan atau arah. Pesan ini menggambarkan kehidupan yang tanpa bekal, layaknya binatang kecil yang tidak membawa bekal tertentu dan hanya mengikuti cahaya tanpa tujuan.
Dalam konteks ini, SISI LALO dimaknai sebagai hidup yang tanpa bekal spiritual, tanpa membaca bacaan khusus (wirid dan zikir) yang dapat membantu seseorang mengarungi kehidupan dengan penuh berkah dan rahmat.
Dr. Wahidin menekankan bahwa dalam Islam, seorang Muslim yang ingin meraih kesuksesan dan hidup penuh berkah harus memiliki bacaan khusus yang menjadi bekal dalam menjalani setiap aktivitas. Bacaan ini bisa berupa zikir—bacaan yang dilakukan setiap saat, atau wirid—bacaan rutin yang dilakukan secara istiqamah dalam waktu tertentu.
Zikir adalah bagian dari ajaran Islam yang memiliki pengaruh luar biasa dalam kehidupan seorang hamba. Bacaan ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi memiliki kekuatan spiritual yang membawa dampak positif dalam hidup. Wirid adalah zikir yang dilakukan secara teratur dan dikhususkan, dengan tujuan untuk menghidupkan hati dan membimbing seseorang menuju jalan kebaikan.
Orang yang rajin berwirid dan berzikir akan merasakan efek positif dalam hidupnya, berupa kejadian-kejadian luar biasa yang datang tanpa diduga. Fenomena ini disebut warid, yang merupakan rahmat dan karamah dari Allah. Seorang hamba yang sering mendapatkan warid adalah orang yang tidak hidup dengan SISI LALO, tetapi dengan bekal spiritual yang membawanya pada kehidupan yang penuh keberkahan.
Dr. Wahidin mengingatkan, "Miliki wirid dalam menjalani kehidupan ini agar hidup Anda penuh dengan warid—rahmat dan karamah dari Allah."
Pesan leluhur tentang SISI LALO memiliki relevansi yang sangat besar di era modern ini. Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang begitu pesat, banyak orang yang kehilangan arah dalam hidupnya. Tanpa bekal spiritual yang kuat, kehidupan bisa terasa kosong dan penuh dengan kesulitan yang tak kunjung usai. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memperkuat dirinya dengan bacaan zikir dan wirid, yang bukan hanya menjadi pengingat diri tetapi juga mendatangkan rahmat dari Allah.
Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika dan tantangan, memiliki bekal spiritual seperti zikir dan wirid adalah kunci untuk menghadapi segala rintangan. Hidup dengan SISI LALO—tanpa bekal—akan membuat seseorang hanya hidup biasa-biasa saja. Namun, hidup dengan wirid dan zikir akan membawa seseorang pada jalan yang penuh berkah dan keberhasilan yang luar biasa, serta mendatangkan warid—rahmat dan karamah dari Allah.