Penulis : Idhar Darlis, Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Hasanuddin |
NARASIRAKYAT, SIDRAP --- Stigma dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) terus menjadi tantangan utama dalam upaya penanganan HIV di masyarakat, meskipun kemajuan pengobatan telah memberikan harapan baru bagi pengidapnya. Isu ini diangkat oleh Idhar Darlis, mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Hasanuddin, yang menyoroti betapa stigma sering kali muncul akibat kesalahpahaman dan kurangnya pengetahuan yang memadai mengenai HIV/AIDS.
Menurut Idhar, stigma di masyarakat kerap terkait dengan stereotip yang menghubungkan HIV/AIDS dengan perilaku tertentu yang dianggap menyimpang. Pandangan ini tidak hanya memperkuat diskriminasi, tetapi juga menciptakan hambatan bagi ODHA untuk mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan. "Stigma ini berdampak pada kualitas hidup ODHA, baik dari segi sosial maupun kesehatan, serta menghambat mereka dari akses layanan yang krusial bagi kesehatan mereka," ujar Idhar.
Stigma terhadap ODHA tidak hanya merugikan mereka secara individu, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Ketika ODHA takut mengakses perawatan atau menjalani pengobatan akibat diskriminasi, kondisi kesehatan mereka dapat memburuk. Selain itu, stigma juga meningkatkan risiko penyebaran virus HIV karena ODHA yang tidak mendapatkan perawatan berisiko menularkan virus ke orang lain.
“Stigma adalah masalah yang harus diselesaikan dari hulu ke hilir. Dari perspektif etika, diskriminasi ini menciptakan ketidakadilan dan mengabaikan hak asasi manusia ODHA untuk mendapatkan perlakuan setara,” jelas Idhar.
Idhar menekankan bahwa solusi utama dalam mengatasi stigma adalah melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat. "Ketika masyarakat mendapatkan informasi yang akurat tentang HIV/AIDS, termasuk cara penularannya dan ketersediaan pengobatan yang efektif, stigma ini dapat dikurangi," ujarnya. Dengan menyebarkan pemahaman yang benar tentang HIV/AIDS, masyarakat diharapkan dapat menghilangkan ketakutan dan prasangka yang tidak berdasar terhadap ODHA.
Selain itu, Idhar juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung ODHA. "Mengatasi stigma bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Kita perlu membangun lingkungan yang menerima dan memberikan dukungan, agar ODHA dapat hidup tanpa diskriminasi," tambahnya.
Idhar menutup pesannya dengan harapan agar masyarakat dapat bersama-sama menciptakan perubahan yang signifikan dalam menangani stigma terhadap HIV/AIDS. “Dengan adanya pendidikan, dukungan sosial, dan pendekatan yang inklusif, kita bisa menghadirkan masa depan yang lebih adil, di mana setiap orang dapat hidup dengan martabat dan tanpa rasa takut akan diskriminasi,” tuturnya.
Upaya untuk mengatasi stigma HIV/AIDS adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga adil dan penuh empati. Diperlukan kerjasama dari semua pihak agar ODHA dapat memperoleh haknya untuk hidup dan berkontribusi tanpa diskriminasi, sehingga kita dapat bersama-sama menuju masa depan yang lebih inklusif dan lebih baik bagi semua.