
![]() |
Siswa SMK PK Jayapura Dilatih dengan Proyek Nyata dalam Pendampingan Teaching Factory |
NARASIRAKYAT, Jayapura, 12 Oktober 2024 – Program Pendampingan Teaching Factory (TEFA) yang diselenggarakan oleh SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut, mulai 10 hingga 12 Oktober 2024, di dua sekolah vokasi terkemuka di Jayapura, yaitu SMKN 8 TIK Kota Jayapura dan SMKS YPKP Sentani Kabupaten Jayapura. Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk memberikan dukungan teknis dan manajerial bagi pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) Tahun 2024, sekaligus memastikan bahwa siswa-siswi yang terlibat dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Pendampingan ini dipimpin oleh Syahrir L., S.Pd., M.Pd. dan Wahyuddin, S.Pd., M.Pd., dua tenaga ahli yang memberikan arahan terkait pelaksanaan program TEFA, yang merupakan model pembelajaran berbasis proyek nyata. Dalam TEFA, siswa tidak hanya dibekali dengan teori, tetapi juga dilibatkan secara langsung dalam proyek-proyek yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial.
Pada hari pertama, pendampingan dilakukan di SMKN 8 TIK Kota Jayapura, di mana siswa-siswi diberikan kesempatan untuk mengelola dan mengembangkan proyek berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Di sekolah ini, Syahrir L. dan Wahyuddin memberikan pendampingan mengenai pengelolaan proyek yang melibatkan dunia industri serta memastikan keterlibatan aktif siswa dalam setiap proses produksi. “Dengan mengintegrasikan proyek nyata, siswa bisa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja yang sebenarnya, sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan,” ujar Syahrir L.
Keesokan harinya, tanggal 11 Oktober, pendampingan dilanjutkan di SMKS YPKP Sentani, Kabupaten Jayapura. Di sekolah ini, pendampingan berfokus pada pengembangan keterampilan manajerial dan teknis siswa melalui proyek-proyek yang bersifat aplikatif di sektor yang relevan dengan jurusan yang tersedia di sekolah tersebut. Para siswa diperkenalkan dengan berbagai skenario dunia kerja yang melibatkan kolaborasi dengan perusahaan mitra, sehingga mereka dapat memahami tantangan nyata dalam dunia industri.
Selain pendampingan pelaksanaan TEFA, program ini juga melibatkan Monitoring dan Evaluasi (M&E) yang dilakukan secara berkala untuk mengukur sejauh mana pencapaian dari pelaksanaan TEFA di kedua sekolah tersebut. Syahrir L. menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan tidak hanya untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai rencana, tetapi juga untuk mencari solusi atas kendala yang dihadapi selama pelaksanaan proyek.
Wahyuddin, sebagai pendamping kedua, menambahkan, “Evaluasi yang kami lakukan bersifat menyeluruh. Kami melihat dampak langsung terhadap peningkatan keterampilan siswa dan seberapa jauh keterlibatan dunia industri dalam kegiatan praktik di sekolah. Ini menjadi kunci untuk perbaikan program di masa mendatang.”
Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan program Teaching Factory (TEFA) dapat menjadi lebih efektif dalam menyiapkan lulusan SMK yang berdaya saing tinggi di dunia kerja. Program ini juga menjadi salah satu langkah penting dalam menciptakan ink and match antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen SMK PK dalam memajukan pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya di wilayah Papua, melalui pengembangan keterampilan teknis dan manajerial siswa yang langsung terlibat dalam proyek nyata.
Program pendampingan ini merupakan langkah strategis dalam mendukung pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri dan memastikan para lulusan SMK siap bersaing di pasar kerja nasional maupun internasional.