• Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates


     


     




     


     


     


     


     


     


     

    Iklan





     




    Penayangan Film Dokumenter "ASE Come From Quite A Distance" Sukses di Sidrap Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal Pertanian To Ugi

    Satry Polang
    Rabu, 18 September 2024, September 18, 2024 WIB Last Updated 2024-09-18T09:36:50Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

     



    Penayangan Film Dokumenter "ASE Come From Quite A Distance" Sukses di Sidrap Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal Pertanian To Ugi

    NARASIRAKYAT, SIDRAP, 18 September 2024 – Film dokumenter berjudul "ASE: Come From Quite A Distance" sukses ditayangkan di Aula Panti Asuhan Sejahtera Rappang, Sidrap. Penayangan film ini menarik perhatian masyarakat setempat dan berbagai kalangan, yang hadir untuk menyaksikan serta berdiskusi tentang pentingnya pelestarian kearifan lokal dalam menghadapi krisis pangan global.


    Film ini mengangkat memori kolektif masyarakat tentang sistem pertanian tradisional To Ugi, yang semakin tergerus oleh perubahan zaman dan modernisasi. Melalui sinematografi yang memikat, "ASE" mengajak penonton menelusuri kehidupan agraris di Sulawesi Selatan, dengan fokus pada pertanian padi yang dulu menjadi tulang punggung ekonomi dan sosial masyarakat lokal, namun kini berada di ambang kepunahan.


    Basori Risal Fahlefi, produser film ini, menjelaskan bahwa karya tersebut merupakan upaya mendokumentasikan warisan budaya yang terancam hilang. "Kami berusaha menjahit kepingan pengetahuan tradisional yang tersebar di berbagai wilayah di Sulawesi Selatan, khususnya di sektor pertanian, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan krisis pangan saat ini," jelas Baso.




    Film "ASE: Come From Quite A Distance" juga menyoroti paradigma holistik dalam sistem adat leluhur To Ugi, yang menekankan pentingnya menjaga hubungan triadik antara Tuhan, alam, dan manusia. Melalui film ini, disajikan betapa pentingnya menjaga keseimbangan dan hubungan intersubjektivitas manusia dengan alam, sebuah pesan yang relevan dalam menghadapi perubahan iklim dan krisis lingkungan.


    Baso Risal Fahlefi menambahkan, "Film ini lahir dari semangat untuk berkarya dan memberikan kontribusi bagi dunia perfilman Indonesia, terutama dalam hal pelestarian kearifan lokal yang mulai ditinggalkan." Melalui dokumentasi ini, diharapkan generasi muda dapat mengenali dan menghargai kembali nilai-nilai tradisi pertanian yang berakar pada gotong royong dan kesederhanaan.




    Penayangan film ini dilanjutkan dengan sesi diskusi yang menghadirkan Sumartan, S.E., M.P, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Sidrap, sebagai narasumber. Dalam pandangannya, film "ASE" mencakup tiga aspek utama budaya, ekonomi, dan sosial. Sumartan menekankan bahwa nilai-nilai gotong royong yang kuat dalam tradisi pertanian To Ugi di masa lalu perlu dihidupkan kembali di masa kini, terutama dalam konteks krisis pangan global.


    "Semangat gotong royong yang terlihat dalam film ini menunjukkan betapa kuatnya kohesi sosial masyarakat pertanian dulu. Kita harus kembalikan semangat itu untuk membangun sistem pertanian yang lebih berkelanjutan di masa sekarang," jelasnya.


    Film ini tidak hanya sekadar dokumentasi budaya, tetapi juga memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana sistem sosial dan ekonomi masyarakat lokal terbentuk melalui praktik agraris yang holistik. Sumartan menilai, revitalisasi nilai-nilai ini sangat penting dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.




    "ASE: Come From Quite A Distance" disutradarai oleh A. Rewo, diproduseri oleh Baso Risal Fahlefi, dan didukung oleh beberapa lembaga penting, seperti Kemendikbudristek, Dana Indonesiana, serta LPDP. Dukungan dari pihak-pihak ini menegaskan pentingnya peran seni dan film dalam mendokumentasikan, melestarikan, dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.


    Penayangan film ini di Sidrap menandai salah satu langkah penting dalam upaya pelestarian budaya tradisional yang mulai tergerus oleh modernisasi. Dengan pendekatan sinematik yang indah, film ini berhasil menghadirkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana nilai-nilai adat dan pertanian tradisional dapat memberikan solusi bagi tantangan pangan dan lingkungan saat ini.

    Komentar

    Tampilkan