Suhu udara di Berbagai Wilayah , Sumber : Accu Weather |
Sidrap, 20 September 2024 – Cuaca panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), pada bulan September 2024 dapat dijelaskan melalui beberapa faktor alam yang sedang terjadi, yakni posisi semu Matahari, peralihan musim, dan pemanasan permukaan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat di berbagai daerah merasakan suhu yang lebih tinggi dari biasanya, terutama pada siang hari.
Pada bulan September, posisi semu Matahari bergerak mendekati khatulistiwa, yang menjadi penyebab utama suhu udara terasa sangat terik. Fenomena ini terjadi setiap tahun saat Matahari berada tepat di atas khatulistiwa, yang pada tahun ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 23 September 2024. Ketika posisi Matahari berada di atas khatulistiwa, sinar Matahari jatuh hampir tegak lurus ke permukaan Bumi, menyebabkan intensitas panas meningkat signifikan, terutama di wilayah-wilayah yang terletak di sekitar garis khatulistiwa seperti Indonesia.
Kondisi ini mengakibatkan peningkatan suhu udara siang hari yang cukup terasa, membuat cuaca panas dirasakan oleh masyarakat, terutama di daerah dataran rendah seperti Sidrap. Hal ini membuat aktivitas masyarakat pada siang hari cenderung terbatas karena cuaca yang tidak nyaman dan potensi dehidrasi yang meningkat.
Selain posisi semu Matahari, peralihan dari musim hujan ke musim kemarau juga menjadi penyumbang signifikan dalam peningkatan suhu udara. Pada masa transisi ini, terjadi apa yang disebut pemanasan permukaan, di mana sinar Matahari yang intens menyebabkan permukaan Bumi menjadi lebih panas, terutama di daerah perkotaan dan lahan yang minim pepohonan.
Dalam beberapa hari terakhir, warga Sidrap melaporkan suhu udara yang meningkat, terutama pada siang hari, yang mencapai suhu di atas 33°C. Kota Pangkajene sebagai pusat kota Sidrap merasakan dampak ini lebih intens.Banyak warga Sidrap yang mengeluhkan ketidaknyamanan akibat panas yang serta gangguan pada aktivitas sehari-hari.
Seorang warga Sidrap, menyatakan, “Sejak beberapa hari ini, cuaca terasa sangat panas. Siang hari sangat menyengat, begitupun dimalam hari"
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa cuaca panas ini akan berlangsung hingga akhir September, dan masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan pada siang hari, meningkatkan konsumsi air putih, dan menggunakan pelindung diri seperti payung, topi, dan pakaian longgar yang menutupi kulit saat berada di luar ruangan. Selain itu, BMKG juga menyarankan agar masyarakat waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat terjadi pada sore atau malam hari selama periode peralihan musim.
Cuaca panas yang terjadi di Sidrap dan wilayah lainnya di Indonesia ini merupakan fenomena tahunan yang perlu diwaspadai, terutama karena dapat berdampak pada kesehatan, produktivitas, serta kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas.