BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia |
NARASIRAKYAT, Jakarta, 3 Mei 2024 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan akan adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa pekan mendatang. Imbauan ini dikeluarkan menyusul periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Sejak 22 April 2024, telah tercatat beberapa wilayah di Indonesia mengalami hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem, termasuk di Luwu Utara, Sulawesi Selatan; Banjarbaru, Kalimantan Selatan; Kapuas Hulu, Kalimantan Barat; dan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Kejadian ini telah memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor di beberapa area terdampak.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan persnya di Jakarta mengungkapkan bahwa sekitar 63% wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki awal musim kemarau dari bulan Mei hingga Agustus 2024. Namun, kondisi saat ini masih cukup basah dengan beberapa wilayah yang masih mengalami hujan lebat.
“Dalam sepekan ke depan, kami masih teridentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan signifikan di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Kalimantan dan Sulawesi, serta Maluku dan sebagian besar Papua,” jelas Guswanto.
Ia menambahkan bahwa potensi hujan signifikan ini terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial, serta kondisi suhu muka laut yang hangat di sekitar wilayah Indonesia. Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan yang dapat mempengaruhi sejumlah wilayah di Indonesia.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan persiapan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada keselamatan dan aktivitas sehari-hari. Masyarakat diharapkan mengikuti perkembangan informasi cuaca terkini dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi risiko kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.
Pemerintah daerah bersama dengan lembaga terkait diimbau untuk memperkuat sistem mitigasi bencana dan mempersiapkan infrastruktur serta sumber daya yang memadai untuk menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi. Kesigapan respons dan koordinasi yang baik antar lembaga akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem ini.