
![]() |
Penulis : Sadakati Sukma, Pemerhati Sepakbola |
Narasirakyat, Sidrap, 30 Maret 2024 - Di tengah hiruk pikuk perkembangan zaman, satu hal tetap berdiri, di Sidrap, Bumi Nene Mallomo. Meski tak kokoh lagi. Stadion Ganggawa Pangkajene Sidrap, sebuah stadion sepak bola yang telah berusia 30 tahun, sebagai kebanggaan kami, masyarakat Sidenreng Rappang.
Stadion ini pertama kali diresmikan oleh H.M. Ghalib SH, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan pada masa itu. Sejak saat itu, stadion ini telah menjadi tempat berlangsungnya berbagai event besar sepak bola dan mencatatkan sejarah yang tak terlupakan bagi masyarakat Sidrap.
Terletak di area Pantai Kering (Pangker) Kota Pangkajene Sidrap, stadion ini bukan hanya menjadi pusat aktivitas olahraga, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan semangat komunitas lokal. Stadion ini telah menjadi saksi bisu berbagai pertandingan sengit, kemenangan gemilang, dan bahkan kekalahan yang mengharukan.
Pada tahun 2016, angin segar bagi persepakbolaan Sidenreng Rappang kala itu, dimana kesebelasan kebanggaan Nene Mallomo Sidrap United (sebelumnya bernama Persidrap) sedang berjuang di kompetisi Liga 3 Indonesia. Untuk mewujudkan target lolos ke Liga 3 Nasional dan Liga 2 Indonesia, Pemda Sidrap melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata merenovasi Stadion Ganggawa dengan pembenahan tahap untuk perbaikan tribun utama, dan lapangan dengan menelan anggaran APBD 2016 sebesar Rp10 miliar.
Tahun 2017 Renovasi Stadion Ganggawa, Pangkajene, Sidrap kembali dilaksanakan dengan menyedot Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2017 sebesar Rp7.5 miliar yang dianggarkan untuk pengerjaan tribun tertutup bagian timur.
Dalam mimpi kami, di Sidrap nantinya akan berdiri sebuah Stadion Sepakbola yang bertaraf Nasional bahkan dapat digunakan untuk pertandingan sekelas kompetisi AFC.
Namun, 8 tahun berlalu. Impian itu hanya sebatas menyaksikan sisa-sisa proyek yang belum diselesaikan (Mangkrak), Stadion Ganggawa yang menjadi salah satu ikon masyarakat Nene Mallomo terlihat seperti candi peninggalan sejarah. Seiring dengan sejarah prestasi olahraga khususnya Sepakbola yang semakin ketinggalan dengan daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan.
Siapa yang bertanggung jawab, masih adakah yang peduli?