
![]() |
salah satu masjid ramah anak |
NARASIRAKYAT, SIDRAP --- Di bulan Ramadhan, ketika antusiasme umat Islam meningkat untuk beribadah di masjid, kehadiran anak-anak menjadi salah satu fenomena yang paling mencolok begitupun di daerah Sidrap. Masjid-masjid dipenuhi suara riang dan tawa anak-anak, sebuah pemandangan yang bagi sebagian jamaah bisa terasa mengganggu. Namun, perspektif ini perlu diubah mengingat anak-anak adalah penerus yang akan memakmurkan masjid di masa depan.
Sejumlah masjid seharusnya mengambil langkah untuk menjadi lebih ramah terhadap anak-anak, dengan menyediakan ruang khusus bagi mereka untuk bermain dan belajar tentang Islam dalam suasana yang menyenangkan. Inisiatif ini tidak hanya membantu dalam memperkenalkan anak-anak kepada lingkungan masjid tetapi juga mendorong mereka untuk mencintai ibadah dan komunitas Muslim.
Mengingat pentingnya peran anak-anak dalam kehidupan beragama, edukasi kepada pengurus masjid tentang pentingnya menerima kehadiran mereka dengan tangan terbuka menjadi krusial. Kisah Nabi Muhammad SAW yang bersabar dan penuh kasih saat beribadah di masjid bersama cucu-cucunya, Hasan dan Husain, memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana anak-anak harus diperlakukan di rumah ibadah.
Dalam suatu riwayat, dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah memperpanjang sujudnya dalam shalat karena cucunya bermain di atas punggung beliau. Hal ini menunjukkan betapa Nabi Muhammad SAW memberikan contoh bagaimana kesabaran dan kelembutan harus diterapkan, bahkan dalam momen ibadah. Anak-anak, dengan kegembiraan dan tawa mereka, seharusnya diingatkan dengan senyum dan pelukan, bukan dengan teguran.
Kata-kata Muhammad Al-Fatih, penakhluk Konstantinopel, menggema kuat dalam konteks ini, "Jika suatu masa kamu tidak mendengar gelak tawa anak-anak, riang gembira di antara shaf shalat di Masjid-Masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan datangnya kejatuhan generasi muda di masa itu." Pernyataan ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga semangat dan keceriaan anak-anak dalam kehidupan beragama.
Melalui pendekatan yang lebih inklusif dan edukatif, masjid-masjid dapat menjadi pusat peradaban Islam yang menyambut semua anggotanya, termasuk anak-anak. Membangun masjid yang ramah anak tidak hanya tentang menyediakan ruang bermain atau kelas mengaji khusus, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini dengan cara yang penuh kasih dan menginspirasi.
Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, komunitas Muslim Sidrap serta pihak terkait kedepannya dapat memastikan bahwa generasi penerusnya akan tumbuh dengan cinta yang mendalam terhadap masjid dan nilai-nilai Islam, menjaga tradisi dan peradaban Islam tetap hidup untuk generasi yang akan datang.