
OLEH : Dr. Syaripuddin, dosen di IAI DDI Sidrap
NARASIRAKYAT, SIDRAP -- Dalam kajian mendalam tentang dinamika keimanan, Dr. Syaripuddin, seorang dosen di IAI DDI Sidrap, menyoroti lima ujian besar yang dihadapi setiap mukmin, merujuk pada hadis yang diriwayatkan dalam kitab Makaarim al-Akhlaq oleh Abu Bakr bin Laal dari Anas bin Malik RA. Menurut hadis tersebut, seorang mukmin akan menghadapi ujian dari sesama mukmin yang iri, munafik yang membenci, kafir yang memerangi, nafsu yang selalu berkonflik, dan setan yang menggoda.
Dr. Syaripuddin menggarisbawahi masalah yang timbul dalam komunitas Muslim terkait dengan politik identitas, yang sering kali menjadi penyebab kegagalan dalam pemilu. Fenomena ini, menurut beliau, mencerminkan ketidaksiapan umat Islam untuk bersatu dan memanfaatkan kekuatan identitas keislaman mereka dalam arena politik, meskipun lawan politik mereka sangat mengkhawatirkan potensi persatuan tersebut.
Lebih lanjut, beliau menyatakan bahwa ada individu yang tampak mendukung Islam, namun ketika tiba saatnya untuk benar-benar berjuang atau mempertahankan prinsip Islam secara kaffah (menyeluruh), mereka mundur dan bahkan menuduh yang lain radikal. Sikap semacam ini menghambat kemajuan dan pemahaman yang benar tentang Islam.
Dr. Syaripuddin juga mengingatkan bahwa perjuangan melawan orang-orang kafir bukan hanya terkait dengan konflik fisik, tetapi juga perjuangan ideologi dan keyakinan, yang sering kali diabaikan oleh sebagian umat Islam.
Menariknya, beliau membedah konsep syaitan menjadi dua; syaitan dalam wujud manusia dan jin. Manusia yang merusak tatanan sosial, seperti dengan memproduksi narkoba, dianggap sebagai 'syaitan manusia'. Sedangkan syaitan jin adalah penggoda yang lebih dikenal dalam ajaran Islam.
Terakhir, Dr. Syaripuddin menekankan tantangan internal terbesar yang dihadapi setiap mukmin—yaitu hawa nafsu. Meskipun seseorang mungkin mengetahui kebenaran, hawa nafsu dapat mendominasi dan membelokkan dari jalan yang benar.
Melalui refleksi ini, Dr. Syaripuddin tidak hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga mengajak umat Islam untuk introspeksi dan mencari solusi atas ujian-ujian ini. Kunci untuk menghadapi ujian-ujian tersebut, menurut beliau, terletak pada kesadaran, persatuan, keberanian dalam mempertahankan identitas Islam, dan terutama, penguatan iman dan akhlak yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Dalam menghadapi era global yang penuh tantangan ini, pesan Dr. Syaripuddin menjadi sangat relevan. Umat Islam di seluruh dunia diingatkan untuk kembali kepada prinsip-prinsip dasar keimanan, memperkuat barisan internal, dan bersatu menghadapi segala bentuk ujian dengan sabar, bijaksana, dan penuh keberanian.