
Oleh Nur Rahmatan Mursalin & Husnul Khotimah Rustam
![]() |
Antusiasme Siswa SDN 16 Parepare Dalam Kegiatan Pembelajaran Oleh Dosen PGMI Polman |
Narasirakyat.my.id,Sidrap -- Siswa-siswi SDN 16 Parepare mendapatkan materi tentang Pembelajaran Critical Incident untuk meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas V. Materi tersebut dibawakan oleh Nur Rahmatan Mursalin dari IAI Polman yang didampingi guru kelas Rahmawati R, S.Pd melakukan Kegiatan seru dan menyenangkan untuk siswa dan guru sebab menggunakan kuasi eksperimen dan diselingi ice breaking Indonesia.
Sampel pada penelitian ini adalah murid kelas VA yang berjumlah 34 orang murid yang terdiri dari 24 murid perempuan dan 10 murid laki-laki sebagai kelas eksperimen, dan murid kelas VB yang berjumlah 34 orang murid yang terdiri dari 23 murid perempuan dan 11 murid laki-laki sebagai kelas kontrol. Jumlah keseluruhan objek penilaian berjumlah 68 orang murid. Ranah kognitif paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para murid dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran di kelas V A sebagai kelas eksperimen sedangkan pembelajaran konvensional di kelas V B sebagai kelas kontrol. Apabila ingin mengetahui perubahan hasil belajar murid, maka dilakukan evaluasi pembelajaran yang dalam hal ini menggunakan post test.
Post test diberikan kepada murid setelah melalui proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Critical Incident dengan butir soal yang sama. Soal yang digunakan dalam penelitian ini,merupakan soal essay sebanyak 3 butir soal.
Setelah dilakukan pembelajaran yang berbeda yaitu pada kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran Critical Incident, terlihat bahwa hasil belajar Bahasa Indonesa dari kedua kelas tersebut berbeda secara signifikan. Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelas eksperimen setelah diberikan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Critical Incident sebesar 84,68 lebih besar dari kelas kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu 70,03.
Hasil ini mengindikasikan bahwa pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Critical Incident secara signifikan lebih unggul dibandingkan pembelajaran menggunakan model konvensional.