
Oleh DR. Ishak Kenre, SKM,.M.Kes
Wakil Ketua PC. Muhammadiyah MaritengngaE
Narasirakyat.my.id,Sidrap -- Musyawarah Daerah merupakan permusyawaratan tertinggi di tingkat kabupaten/kota selain memilih formatur 13 dan menetapkan ketua terpilih juga akan mengukur program kerja yang telah berlalu (periode sebelumnya) dan menyusun program kerja yang akan datang (periode 2023 - 2027).
Program kerja sebelumnya dapat dijadikan rujukan dan kesinambungan program yang akan datang, mengevaluasi faktor penyebab, kendala dan hambatan program yang telah diusulkan tidak terlaksana. Rujukan dan evaluasi dapat menjadi pelajaran sambil memetakan dan memenej (pendekatan manajemen) seluruh potensi dan energi warga persyarikatan khususnya peserta musyawirin untuk memikirkan dan membahas langkah langkah strategis termasuk mendengar dan menerima kritik konstruktif, usulan dalam menyusun program kerja lima tahun yang akan datang.
Kepemimpinan yang di Cintai
Melalui kepemimpinan kolektif dan kolegial dengan dukungan sumber daya kader yang tersebar dimana mana, kekayaan peran dan posisi segala bidang serta dukungan organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah/Aisyiyah merupakan modal utama mengaktifkan dan mendinamisasi gerakan keumatan, gerakan kemanusiaan dan gerakan kebangsaan sejalan dengan tema yang diusung musyda ke 14 Mencerahkan Umat, Memajukan Sidenreng Rappang.
Pembahasan program kerja periode lalu dengan pembahasan program kerja yang akan datang merupakan satu kesatuan dengan kepemimpinan (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Kepemimpinan yang dicintai bukan hanya kerinduan warga persyarikatan, juga menjadi dambaan simpatisan dan tidak berlebihan jika penulis mengatakan impian dan dambaan seluruh warga masyarakat mengingat peran organisasi keagamaan menjadi tumpuan keteladanan, sumber inspirasi dan solusi dalam menjawab permasalahan keummatan dan kebangsaan yang begitu kompleks saat ini.
Melahirkan kepemimpinan yang dicintai tidaklah mudah diawali dengan proses pemilihan demokratis ( Mengikuti peraturan) Muhammadiyah, amanah yang mengedepankam prinisp musyawarah mufakat dan penuh kasih sayang. Proses pemilihan menyatukan seluruh simpul input (Pimpinan, Peserta, Panlih, Pengarah) yang berperan bekerja dengan amanah dan professional, dan proses musyawarah yang berkualitas akan menghasilkan kepemimpinan yang dicintai, outputnya dalam mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar benarnya.